MAKALAH BASIS DATA 2
BASIS DATA SPASIAL
BAB I
PENDAHULUAN
Data atau informasi geografi, yang
diturunkan dari peta-peta tematik, pengukuran pada umumnya mengandung lebih
dari satu atribut yang diasosiasikan dengan lokasi spasialnya. Sebagai contoh,
properties pemukiman yang menjadi daya tarik adalah area, lahan, sifat
kesuburan tanah, dsb. Atribut-atribut tambahan ini disebut sebagai entities
non-spasial dari basi data spasial.
Basis data spasial mendeskripsikan
sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang
tidak tetap (memiliki kecenderungan buntuk berubah, bergerak, atau berkembang).
Tipe-tipe entity spasial ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi
lokasi, dimensi dan bentuk (shape). Hampir semua SIG memiliki campuran
tipe-tipe entity spasial dan non-spasial. Tetapi, tipe-tipe entity nonspasial tidak
memiliki propertiestopografi dasar lokasi.
Dengan demikian, sebelum analisis
SIG dapat dilakukan, diperlukan data tambahan untuk kemudian digabungkan ke
dalam basis data geografi.Walupun demikian, untuk mengelola data dan informasi
atribut di dalam SIG tidak semudah yang dibayangkan. Untuk melakukannya
diperlukan pemahaman yang baik mengenai konsep-konsep sistem manajemen basi
data.Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua
bidang. Sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang
penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat.
Perkembangan dari penerapan
teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan yang selalu berkaitan
dengan dengan teknologi informasi, diawali dari manual, terautomasi, sistem
digital atau cyber system. Ukuran perkembangan banyak diukur dari penerapan
teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti
besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya.
Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari sebagai kekuatan dalam
pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia
akan informasi membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum.
Penerapan teknologi informasi dapat
difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1.
Penerapan teknologi informasi digunakan
sebagai Sistem Informasi Manajemen. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan
dengan sistem informasi adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi,
sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya.
Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi.
2.
Penerapan teknologi informasi
sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu
pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI ini sering dikenal dengan
system Digital. Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah
maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan
software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan
teknologi informasi yang mendukung keduanya.
BAB II
BASIS DATA SPASIAL
2.1DATA SPASIAL
Data spasial adalah
sebuah data yang berorientasi geografis dan memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya. Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG
merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian
penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial)
dan informasi deskriptif (atribut) yang dijelaskan berikutini:
1.
Informasi lokasi (spasial) merupakan
informasi yang berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat geografi
(lintang dan bujur) maupun koordinat Cartesian XYZ (absis, ordinat dan
ketinggian), termasuk diantaranya sistem proyeksi.
2.
Informasi deskriptif (atribut) atau
informasi non-spasial merupakan informasi suatu lokasi yang memiliki beberapa
keterangan yang berkaitan dengan lokasi tersebut, contohnya jenis vegetasi,
populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya. Informasi atribut seringkali
digunakan pula untuk menyatakan kualitas dari lokasi.
` Secara
sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data
yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial dapat
direpresentasikan dalam dua format yaitu:
1.
Model Data Raster
Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang dihasilkan
dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan piksel (picture
element). Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran piksel-nya. Dengan
kata lain, resolusi piksel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi
yang diwakili oleh setiap piksel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi
yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan
batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah,
vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah
besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula
ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang
tersedia. Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,
data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan,
serta kemudahan dalam analisa.
2.
Model Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan
garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada
titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah
garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna
untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data
batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak
mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
2.2 SUMBER
DATA SPASIAL
Data spasial yang
digunakan dalam proyek SIG dapat berasal dari berbagai sumber. Beberapa sumber
yang umumnya digunakan dalam pembangunan basis data spasial adalah sebagai berikut:
1.
Peta Analog
Peta analog (antara
lain peta topografi, peta tanah, peta kawasan hutan dan perairan, dan
sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat
dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti
koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Peta analog yang meliputi
wilayah yang luas, seperti peta topografi, peta penggunaan lahan dan peta
lereng, umumnya bersumber pada citra satelit atau foto udara. Dalam tahapan SIG sebagai keperluan sumber data, peta
analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi
format vektor melalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat
sebenarnya di permukaan bumi. Proses digitasi dapat pula dilakukan langsung bila
tersedia meja digitasi. Namun dewasa ini sebagian besar digitasi peta analog
dilakukan on-screen atau langsung di monitor setelah peta dikonversi menjadi
peta raster melalui pemindai (scanner).
2.
Citra Penginderaan
Jauh
Data Penginderaan
Jauh (antara lain citra satelit dan foto-udara), merupakan sumber data yang
terpenting bagi SIG, utamanya untuk memantau kondisi lahan, karena
ketersediaanya secara berkala dan mencakup area tertentu yang cukup luas).
Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya
masing-masing kita bisa memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam
tujuan pemakaian. Data citra satelit sebagian besar disediakan dalam format
raster.
3.
Data Hasil
Pengukuran
Data pengukuran
lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik pemetaan tersendiri, pada umumnya
data ini merupakan sumber data atribut, contohnya batas administrasi, batas
kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, trase (alur)
jalan hutan dan lain lain.
4.
Data Global Positioning
System
Teknologi Global
Positioning System (GPS) memberikan terobosan penting dalam menyediakan data
bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya
teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor.
5.
Data Tabular
Data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya
berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data
sensus penduduk, data sosial, data ekonomi, dll.
2.3 DATA ATRIBUT
Data atribut
memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan fitur peta atau
cara kerja SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun karakter.
Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO data atribut
dihubungkan dengan data spasial melalui identifier (ID) yang terkait di fitur.
Pada ArcView file dikenal dengan nama shapefile (*.SHP) yang terdiri dari
serangkaian file, atribut yang disimpan pada file berekstensi *.dbf.
2.4 PENENTUAN ATRIBUT
Analisis kebutuhan
atribut berganda sangat bergantung pada proses penentuan atribut oleh pembuat
keputusan karena dengan atribut tersebut pembuat keputusan akan mengevaluasi
pencapaian tujuan keputusan. Dalam melakukan pengambilan ide atribut ada dua
cara yang dapat ditempuh pembuat keputusan yaitu menggunakan panel ahli dan
melakukan survey literatur. Atribut yang digunakan harus mewakili tujuan yang
ingin dicapai. Proses pencarian hingga sub-sub atribut yang lebih kecil terus
dilakukan hingga diperoleh atribut yang nyata. Hal-hal yang harus dimilik oleh atribut
sebagai berikut:
A.
Atribut harus lengkap, atribut telah
mewakili semua hal yang relevan terhadap keputusan akhir.
B.
Atribut saling terpisah satu dengan
yang lain, atribut tidak harus tergantung pada atribut lain sehingga dapat
dilakukan proses trade off pada langkah selanjutnya dan menghindari
double-counting.
C.
Atribut dibatasi pada hal penting
(signifikan) bagi kinerja, atribut diawali oleh tujuan utama yang abstrak dan
ditingkat paling bawah.
2.5
PEMBOBOTAN ATRIBUT
Atribut tidak selalu memilliki tingkat kepentingan yang sama. Dengan
pemberian pembobotan yang berbeda, pembuat keputusan dapat menuangkan
pertimbangan nilai kepentingan yang berbeda diantara atribut keputusan. Bobot
juga akan membimbing seorang manajer proyek atau program untuk mengupayakan hal
terbaik dalam pencapaian target yang memilliki bobot terbesar karena besarnya
bobot juga menggambarkan tingkat tanggung jawab yang lebih besar terhadap
atribut tersebut.
Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu
pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara
subyektif & obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan
kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan
subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam
proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada
pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan
subyektifitas dari pengambil keputusan.
2.6
BAHASA QUERY SPASIAL
Tipe Queri Spasial
·
Nearess queries : Meminta
objek yg berada dekat lokasi tertentu. Cth, queri utk mencari semua restoran yg
berada dlm jarak ttt dari suatu titik ttt.
·
Region queries :
Meminta objek yg berada sebagian atau keseluruhan pada area ttt. Cth, queri utk
mencari semua toko eceran di dalam suatu kota
·
Queries that request
intersections and unions of regions : Meminta objek yg berada pada area yg
beririsan atau gabungan dari beberapa area. Cth, dari informasi tahunan
mengenai curah hujan & kepadatan penduduk, diajukan queri utk mendapatkan
semua area dengan curah hujan rendah & kepadatan penduduk tinggi.
Perhitungan queri ini dgn melakukan join dari 2 relasi spasial.
Bahasa
Query Spasial :
·
Tipe data spasial, mis
poin, linestring, poligon
·
Operasi spasial, cth.
overlap, distance, nearest neighbor.
Dapat
dipanggil dari bahasa queri,
cth.
SQL3
SELECT Sname
FROM Senator S
WHERE S.district.Area() > 300
Standar bahasa Query
Spasial
·
Bahasa queri standar :
SQL3
·
OGIS (Open Geodata
Interchange Standar) : standar utk tipe data spasial & operator
2.7
Spasial dan non Spasial
·
Data Spasial
Data
spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di
bumi.Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi
dan proyeksiseluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa
fenomena alamiahdan buatan manusia.
Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakanrepresentasi
dari obyek di muka bumi.Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya
merepresentasikan obyek-obyek yangada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi
representasi obyek diatas muka bumi (diudara)dan dibawah permukaan bumi. Data
spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster.Model data vektor
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial denganmenggunakan
titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
Modeldata Raster menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matriksatau piksel.
Piksel
yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial inimenyesuaikan
dengan peruntukan dan kebutuhannya.Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data
spasial biasanya bergantung dengan modeldatanya. Pengelolaan, pemrosesan
dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIGyang berdasar pada kebutuhan
dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan dataspasial seperti
overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat
dipilihataupun dikombinasikan. Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan
dengan teknik yangdisebut dengan geoprocessing (ESRI, 2002), pemrosesan
tersebut antara lain :
a.
overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasial,
b.
clip adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi,
c.
intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan karakteristik dankriteria,
d.
buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu,
e.
query adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu,f. union adalah
penggabungan / kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang
berbedamenjadi satu,
g.
merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial,h. dissolve
adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut tertentu.
Pengelolaan,
pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya.
Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIGyang
berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan
dataspasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, dan merge.
·
Data Non-spasial
Data Non Spasial
(Atribut) adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut
berisiinformasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data
tersebut berbentukdata tabular yang saling terintegrasi dengan data
spasial yang ada.
2.8
Pemrosesan Query
Tipe Queri
Spasial
> Nearess queries : Meminta objek yg berada dekat lokasi tertentu.
>> Cth : queri utk mencari semua restoran yg berada dlm jarak x1 dari suatu titik x1.
> Region queries : Meminta objek yg beradas ebagian atau keseluruhan pada area x1.
>> Cth: queri utk mencari semua toko eceran didalam suatu kota.
Contoh Join Spasial
SELECT S.name FROM Senator S, Business B
WHERE S.district.Area() > 300
AND Within(B.location, S.district)
Contoh Join Non-Spasial
SELECT S.name FROM Senator S, Business B
WHERE S.soc-sec = B.soc-sec AND S.gender= ‘Female
> Nearess queries : Meminta objek yg berada dekat lokasi tertentu.
>> Cth : queri utk mencari semua restoran yg berada dlm jarak x1 dari suatu titik x1.
> Region queries : Meminta objek yg beradas ebagian atau keseluruhan pada area x1.
>> Cth: queri utk mencari semua toko eceran didalam suatu kota.
Contoh Join Spasial
SELECT S.name FROM Senator S, Business B
WHERE S.district.Area() > 300
AND Within(B.location, S.district)
Contoh Join Non-Spasial
SELECT S.name FROM Senator S, Business B
WHERE S.soc-sec = B.soc-sec AND S.gender= ‘Female
·
Menjawab query spasial
maupun atribut.
Menghubungkan informasi
spasial dengan atribut-atributnya yang terdapat (disimpan) didalam basis data
atribut:
1. Memilih feature (entitas) spasial, muncul informasi
spasialnya.
2. Memilih data atribut dari basis data atribut, muncul representasi spasial
feature yang dipilih.
3. Memilih data atribut, muncul data atribut-atribut lainnya yang terdapat di
dalam basis data tersebut.
4. Memilih suatu feature spasial, muncul feature spasial
lainnya yang terkait.
Best Bet Sportsbook Bonuses in 2021 - PROLER BET 우리카지노 계열사 우리카지노 계열사 메리트카지노 메리트카지노 sbobet ทางเข้า sbobet ทางเข้า 964GameStop | Tostitos, 스포츠 토토토토, 적중 결과 - Shootercasino
ReplyDelete